Selasa, 16 Mei 2017

Morfologi Akar




LAPORAN PRAKTIKUM
MORFOLOGI TUMBUHAN
“STRUKTUR MORFOLOGI AKAR”


Oleh
Nama                  :  Ayu Fardany Pramesty
NIM                   : 160210103075
Program Studi    : Pendidikan Biologi
Kelompok          : 4


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I.          JUDUL
Struktur Morfologi Akar
II.       TUJUAN
2.1     Tujuan Kegiatan 1
Mempelajari system akar tunggang pada tumbuhan dikotil dan sistem akar serabut pada monokotil.
2.2  Tujuan Kegiatan 2
Mempelajari berbagai struktur akar yang telah mengalami modifikasi karena mempunyai fungsi khusus.
2.3   Tujuan Kegiatan 3
Mempelajari perkembangan sistem akar tunggang pada tumbuhuan dikotil dan sistem akar serabut pada monokotil.
III.   TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu bagian dari tumbuhan adalah akar. Akar pada tumbuhan memiliki peranan penting bagi tumbuhan. Akar merupakan bagian tubuh tumbuhan sebelah bawah, biasanya berkembang di bawah permukaan tanah meskipun ada pula akar yang tumbuh di udara (seperti halnya batang ada pula yang tumbuh di bawah permukaan tanah). Susunan dan perkembangan jaringan primer akar dan batang dapat dibedakan dengan jelas misalnya perkembangan epidermisnya. Pada tumbuhan berbiji, xylem akar primer bersifat eksarch dan xilem batang bersifat endarch. Xilem dan floem diakar muda membentuk berkas pengangkut yang tersusun berseling, sedang pada batang membentuk berkas pengangkut yang tersusun secara kolateral, bikolateral, atau konsentris. Pada akar tidak dijumpai bangunan yang serupa daun, cabang-cabangnya terbentuk dari bagian yang telah dewasa (bukan dikuncup sperti pada batang), tidak mempunyai stomata tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada persamaannya pada batang. Berdasarkan asal pembentukannya, ada dua tipe akar yaitu akar primer dan akar adventif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio (koleoriza) dan dari perisikel, sedang akar adventif berkembang dari bagian akar yang telah dewasa selain perisikel atau dari bagian tubuh yang lain misalnya dari batang atau daun. Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum, dinamakan kolumela. Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil dicotyledonae. Tubuh tumbuhan dibagi ke dalam sistem akar dan sistem tunas yang ada di atas permukaan tanahyang terdiri dari batang, daun dan bunga, yang dihubungkan oleh jaringan vaskuler yang kontinu di seluruh tubuh tumbuhan, mengangkut zat-zat antara akar dan tunas. Jenis jaringan vaskuler adalah xilem, yang mengirim air dan mineral terlarut ke atas dari akar ke tunas, dan floem, yang mengangkut makanan yang dibuat di daun yang sudah dewasa ke akar dan ke bagian-bagian sistem tunas (Putra, 2016: 1-2).
Struktur pokok tumbuhan yang pertama adalah akar, yang dikenal dengan nama ilmiah nya radix. Akar memiliki peran yang tak kalah pentingnya dengan daun dan batang. Akar merupakan struktur pokok tumbuhan yang paling penting. Tanpa akar, tumbuhan tidak akan dapat hidup. Pada awal pertumbuhan, yang dimulai dari perkecambahan biji, struktur yang pertama tumbuh adalah akar, disertai tumbuhnya daun pertama. Tumbuhnya akar menendakan bahwa tumbuhan siap melakukan pertumbuhan dan perkembangan menjadi satu individu baru. Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut: tumbuh di dalam tanah, menuju ke pusat bumi, sehingga disebut juga geotrofi positif; akar tidak memiliki buku (nodus) dan ruas (internodus); tidak berwarna hijau, umumnya berwarna cerah misalnya berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan; aktif melakukan pertumbuhan, tetapi tidak secepat pertumbuhan daun dan batang; serta berbentuk meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus tanah. Secara anatomi, akar terdiri dari jaringan utama berupa xilem dan floem.  Jaringan xilem bertugas untuk menyerap air, sedangkan jaringan floem bertugas menyerap unsur hara. Berdasarkan struktur xilem dan floem, akar tumbuhan monokotil berbeda dengan akar tumbuhan dikotil. Secara morfologi, akar merupakan salah satu cara yang paling mudah dalam membedakan akar tumbuhan monokotil dan dikotil, yang dikenal dengan akar tunggang dan akar serabut (Rosanti, 2013: 1-8).           
Sewaktu tumbuhan masih kecil, yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, calon akar itu sudahh ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran yaitu sistem akar tunggang dan sistem akar serabut. Sistem akar tunggang adalah jika akar lembaga tumbuhan terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga ini lah yang disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini bisa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). Sistem akar serabut adalah jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut. Oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia).  Baik pada sistem akar tunggang maupun pada sistem akar serabut, masing-masing akar dapat bercabang-cabang untuk memperluas bidang penyerapan dan untuk memperkuat berdirinya batang tumbuhan. Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan dalam akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang dan akar tunggang yang bercabang. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, biasanya memiliki fungsi sebagai temapat penimbuanan zat makanan lalu mempeunyai bentuk yang istimewa. Misalnya akar tunggang berbentuk sebagai tombak (fusisormis), pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan dan biasanya menjadi tempat penimbunan makanan, contohnya akar lobak (Raphanus sativus L.), akar wortel (Daucus carota). Akar tunggang berbentuk gasing (napiformis), pangkal akan besar membulat dan akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing, contohnya pada akar bengkuwang (Pachyrrhizus erosus) dan Biet (Beta vulgaris). Serta akar tunggang berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang, contohnya pada akar kratok (Phaseolus lunatus). Sedangkan akar tunggang yang bercabang (ramosus) yaitu akar tunggang yang berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji. Akar-akar pada sistem akar serabut dapat dikemukakan hal-hal seperti akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, misalnya pada padi (Oryza sativa); akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang, contohnya pada pohon kelapa (Cocus nucifera); dan akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan dan masing-masing tidak banyak memperlihatkan percabangan, contohnya pada pandan (Pandanus tectorius) (Tjitrosoepomo, 2011: 91-95).
Sistem akar tunggang biasanya menembus tanah hingga ke dalam dan teradaptasi dengan baik pada kondisi tanah dalam dengan air tanah yang jauh dari permukaan. Sedangkan sistem akar serabut biasanya tidak menembus tanah terlalu dalam sehingga teradaptasi dengan baik untuk tanah dangkal atau daerah-daerah yang bercurah hujan rendah sehingga biasanya tidak membasahi tanah di bagian bawah lapisan permukaan. Sebagian besar rumput memeiliki akar yang dangkal, terkonsentrasi beberapa sentimeter di lapisan tanah teratas. Karena akar yang dangkal ini menahan humus agar tetap berada di tempatnya, rumput menjadi penutup tanah yang sangat baik untuk mencegah erosi. Walaupun keseluruhan sistem akar membantu menambatkan tumbuhan, pada sebagain besar tumbuhan penyerapan air dan mineral terutama terjadi didekat ujung akar, tempat terdapatnya rambut akar (root hair) dalam jumlah besar yang meningkatkan area permukaan akar. Rambut akar berusia pendek dan terus menerus diganti. Rambut akar merupakan pemanjangan yang tipis dan berbentuk pipa dari sel epidermis akar. Kebanyakan tumbuhan  memiliki akar yang termodifikasi. Sebagian muncul dari akar, dan yang lain adalah adventisia, yang berkembang dari batang atau, pada beberapa kasus yang langkah, daun. Sejumlah akar yang termodifikasi memberikan dukungan dan tambatan, sementara yang lain menyimpan air dan nutrien atau mengabsorpsi oksigen dari udara (Campbell dan Reece, 2008 : 316-317).
Sebagai salah satu organ tanaman, akar berperan penting pada saat tanaman merespons kekurangan air dengan cara mengurangi laju transpirasi untuk menghemat air. Pada umumnya tanah mengering dari permukaan tanah hingga ke lapisan tanah bawah selama musim kemarau. Keadaan ini menghambat pertumbuhan akar di lapisan tanah yang dangkal, karena sel-selnya tidak dapat mempertahankan turgor yang diperlukan untuk pemanjangan. Akar yang terdapat di lapisan tanah lebih dalam masih dikelilingi oleh tanah yang lembab, sehingga akar tersebut akan terus tumbuh. Dengan demikian sistem akar akan memperbanyak diri dengan cara memaksimumkan pemaparan air tanah. Berbagai karakter fisiologi, anatomi dan morfologi, telah dievaluasi sebagai respons tanaman terhadap kekurangan air. Salah satu karakter penting untuk dievaluasi adalah morfologi akar, karena kemampuan akar mengabsorbsi air dengan memaksimalkan sistem perakaran merupakan salah satu pendekatan utama untuk mengkaji kemampuan adaptasi tanaman terhadap kekurangan air. Tanaman dengan volume akar yang besar akan mampu mengabsorbsi air lebih banyak sehingga mampu bertahan pada kondisi kekurangan air. Peningkatan panjang dan volume akar merupakan respons morfologi yang penting dalam proses adaptasi tanaman terhadap kekurangan air. (Ai dan Torey, 2013: 32).
 Pertumbuhan setiap jenis tumbuhan akan menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya sehingga morfologi yang terjadi akan berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Morfologi merupakan dasar deskripsi taksonomik terpentin. Karakter morfologi merupakan bentuk kenampakan luar tumbuhan. Karakter ini menyediakan ciri-ciri yang dengan cepat dapat digunakan untuk identifikasi maupun pendugaan hubungan filogenetik. Kenampakan morfologi merupakan karakter yang sudah lama digunakan daripada karakter anatomi dan molekuler. Karakter morfologi mudah diamati dan praktis digunakan. Morfologi bunga merupakan karakter penanda sangat penting dalam identifikasi. Morfologi dihargai sebagai cara lama yang dianggap sudah ketinggalan, tetapi merupakan dasar penyelesaian masalah taksonomi (Hadi, 2016: 1688).
Berhubungan dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan terdapat akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus misalnya; 1) akar udara atau akar gantung (radix aereus), akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah (menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah). Selama masih menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari udara dan seringkali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air/udara yang disebut velamen misalnya akar anggerik kala jengking (Arahnis flosaeris), tetapi setelah mencapai tanah bagian yang masuk tanah lalu berlakuan seperti akar biasa menyerap air dan zat makanan dari tanah. Bagian yang diatas tanah seringkali berubah menjadi batang misalnya pada beringin (Ficus benjamina L.); 2) akar penggerek atau akar penghisap (haustorium), yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya seperti kita dapati pada benalu (Loranthus); 3) akar pelekat (radix adligans), yaitu akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja misalnya pada lada (Piper nigrum L.) dan sirih (Piper betle); 4 ) akar pembelit (cirrhus radicalis), juga untuk memanjat,  tetapi dengan memeluk penunjangnya misalnya pada panili (Vanilla planifolia); 5) akar nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini mempunyai banyak celah-celah (pneumathoda) untuk jalan masuknya udara yang diperlukan dalam pernafasan karena tumbuhan ini biasanya hidup di tempat-tempat yang dalam tanah sangat kekurangan oksigen misalnya pada bogem (Sonneratia) dan kayu api (Avicennia); 6) akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah, karena batang tumbuhan yang mempunyai akar demikian ini terdapat di atas tanah atau air, dan batang beserta akar-akar tunjang ini memberikan kesan seperti orang naik engrang, oleh sebab itu sering juga disebut akar engrang. Akar ini juga terdapat pada tumbuhan yang hidup di tempat yang di dalam tanah atau air tempat tumbuhnya tadi kurang oksigen, sehingga akar-akar ini selain untuk menunjang batangnya juga berguna untuk pengambilan oksigen dari udar yaitu bagian akar tersebut yang berada di atas tanah atau air misalnya pada pohon pandan (Pandanus tectoriuas) dan pohon bakau (Rhizophora conjugata L.); 7) akar lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika dikatakan bagian akar yang tumbuh ke atas kemudian membengkok  lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang dibengkokkan. Sama seperti akar napas yang terdapat di tepi pantai yang berlumpur, akar ini juga berguna untuk kepentingan pernafasan misalnya pada pohon tanjang (Bruguiera parvifolia); dan akar banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar misalnya pada sukun (Artocarpus communis) dan kenari (Canarium commune) (Tjitrosoepomo, 2011: 91-95).
Panjang akar yang pendek memungkinkan akar antara tanaman tidak saling tumpang tindih sehingga kompetisi antara sentang dan sorgum kecil. Selain
panjang akar, kedalaman juga berpengaruh terhadap pertumbuhan. Pengaturan sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk menghindari persaingan unsur hara, air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran yang dalam ditumpang sarikan dengan tanaman yang berakar dangkal. Tanaman monokotil yang pada umumnya
mempunyai sistem perakaran yang dangkal, sedangkan tanaman dikotil pada umumnya mempunyai sistem perakaran yang dalam, karena memiliki akar tunggang (Wijayanto dan Hidayanthi, 2012: 201-202).
IV.   METODOLOGI PRAKTIKUM
4.1     Alat dan Bahan
4.1.1 Kegiatan 1
a.    Alat    : -
b.   Bahan :
1)      Akar tumbuhan padi (Oryza sativa) dan akar jagung (Zea  mays).
2) Akar tumbuhan bayam duri (Amaranthus spinosus) dan   pepaya (Carica papaya).
4.1.2 Kegiatan 2
a.    Alat    : -
b.   Bahan :
1) Akar wortel (Daucus carota) dan akar bengkuang          (Pachyrrhizus erosus).
2)   Akar sirih (Piper betle), akar panili (Vanilla planifolia) atau akar Philodendron, akar benalu (Loranthus sp), Umbi akar ketela pohon (Manihot sp), akar beringin (Ficus benjamina) atau akar anggrek (Dendrobium sp).
4.1.3   Kegiatan 3
a.    Alat    : Cetok, gelas plastik air mineral 5 atau 10 buah.
b. Bahan :
1)   Biji jagung (Zea mays)
2)   Biji kacang hijau (Phaseolus vulgaris)
2)   Tanah
4.2     Cara Kerja
4.2.1 Kegiatan 1
Menyiankan bahan-bahan (contoh akar tumbuhan) yang sudah tiap kelompok  bawa.
 
Mengamati setiap akar tumbuhan yang sudah dibawa.
Menggambar dan memberi keterangan dari setiap akar tumbuhan yang telah di sampaikan oleh asisten, di buku lembar kerja mahasiswa (LKM).

4.2.2  Kegiatan 2
Menyiapkan bahan-bahan (contoh akar tumbuhan) yang sudah tiap kelompok  bawa.
Mengamati setiap akar tumbuhan yang sudah dibawa.
Menggambar dan memberi keterangan dari setiap akar tumbuhan yang telah di sampaikan oleh asisten.
Serta menuliskan nama modifikasi dari setiap akar tumbuhan yang telah diamati dan disampaikan oleh asisten, di buku lembar kerja mahasiswa (LKM).

4.2.3  Kegiatan 3
Sebelum dikecambahkan, merendam biji-biji yang akan di amati (biji jagung dang biji kacang hijau ) selama 24 jam.
Menyiapkan gelas plastik air mineral yang telah diisi tanah. Mengecambahkan secara berseri satu macam biji tumbuhan monokotil dan satu macam biji tumbuhan dikotil pada setiap gelas tersebut. Membiarkan biji tersebut untuk berkecambah. Mengamati setelah 2,4, 6, 8, dan 10 hari.

Mengamati akar tumbuhan yang berumur berbeda-beda secara berseri, dengan cara mencabut dan membersihkannya secara hati-hati.
Menggambar secara berurutan sesuai umur dan memberi keterangan bagian-bagiannya.
 
 V.      HASIL PENGAMATAN
5.1     Kegiatan 1
(Bisa dilihat pada LKM halaman 3-4).
5.2     Kegiatan 2
(Bisa dilihat pada LKM halaman 6-7).
5.3     Kegiatan 3
(Bisa dilihat pada LKM halaman 9-10).
VI.   PEMBAHASAN
Struktur pokok tumbuhan yang pertama adalah akar, yang dikenal dengan nama ilmiahnya radix. Adapun ciri-ciri dari akar tumbuhan yaitu:
1.    Akar yakni salah satu bagian tumbuhan yang biasanya berada didalam tanah,  pertumbuhan akar mengarah ke arah dalam tanah/ ke pusat bumi (geotrop);
2.    Tidak berbuku-buku, juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya;
3.    Pada umumnya akar menjauhi sebuah cahaya agar dalam pertumbuhannya akan menjadi lebih cepat;
4.    Akar tidak seperti bagian tumbuhan yang lainnya seperti misalnya pada batang dan juga daun yang mempunyai warna hijau karena pada daun mengandung sebuah klorofil, warna akar yakni keputih-putihan atau kekuning-kuningan;
5.    Pertumbuhan nya terjadi di ujung akar yang merupakan salah satu titik pertumbuhan primer yang dimana terdapat sebuah jaringan meristimatik, serta mekanisme dominasi apikal yang terjadi pada suatu akar;
6.    Pada ujung akar mempunyai suatu bentuk yang meruncing dan berfungsi untuk menembus tanah serta bisa memecahkan bebatuan.
Sedangkan fungsi akar pada tumbuhan adalah untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tadi dari dalam tanah, untuk mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan, dan kadang-kadang bisa sebagai tempat untuk penimbunan makanan/cadangan makanan.
Bagian-bagian dari akar tumbuhan adalah sebagai berikut:
1.    Pangkal akar (collum), yaitu bagain akar yang bersambungan dengan pangkal batang;
2.    Ujung akar (apex radicis), yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan;
3.    Batang akar (corpus radicis), yaitu bagian akar yang terdapat antara pangkal akar dan ujung akar;
4.    Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
5.    Serabut akar (fibrilla radicalis), yaitu cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk serabut.
6.    Rambut-rambut akar (pilus radicaslis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap.
Gambar 1.1 Bagian-bagian luar akar pada tumbuhan (sumber:
                          http://www.perpusku.com/2016/04/struktur-morfologi-  

Sistem perakaran merupakan jenis-jenis akar yang ditinjau dari pertumbuhan struktur akarnya. Berdasarkan hal ini, sistem perakaran tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu sistem akar tunggang dan sistem akar serabut. Adapun perbedaan dari sistem akar tunggang dan sistem akar serabut yaitu:
a.    Pada sistem akar tunggang, akar pokok atau batang akar dapat dibedakan dengan jelas dari cabang-cabangnya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan akar pokok jauh lebih cepat dari pada pertumbuhan caban, sehingga batang akar sangat jelas terlihat. Hal ini terjadi karena akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian biasanya terdapat pada tumbuhan berbiji keping dua (Dicotyledoneae) dan dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Bila ditinjau dari perkecambahan dan bentuk akar pokoknya, akar tunggang dapat diibedakan menjadi akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang dan akar yang bercabang (ramosus). Kalaupun bercabang, biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Akar tunggang seperti ini sering berhubungan dengan fungsinya sebagi tempat penimbunan zat makanan cadangan. Akar tunggang yang bercabang mempunyai bentuk antara lain berbentuk tombak (fusiformis) contohnya pada akar lobak (Raphanus sativus) dan akar wortel (Daucus carota), berbentuk gasing (napiformis) contohnya pada akar bengkuwang (Pachyrrhizus erosus) dan akar biet (Beta vulgaris), dan berbentuk benang (filiformis) contohnya pada akar krotok (Phaseolus lunatus). Adapun gambar bentuk-bentuk akar tunggang yang sedikit bercabang dapat dilihat (pada buku Gembong, gambar 55. Akar tombak dan gambar  56. Akar gasing, halaman 95).
b.    Pada sistem akar serabut, akar pokok tidak dapat dibedakan  dengan jelas dari cabang-cabangnya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan cabang sama cepat dengan pertumbuhan akar pokok, sehingga batang akar sukar dibedakan dari cabang-cabangnya. Karena bukan berasal dari calon akar, tetapi merupakan akar liar yang bentuknya seperti serabut, maka disebut akar serabut (radix adventicia), yang terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae). Akar serabut dapat berbentuk seperti benang, akar yang menyusun akar serabut berstruktur kecil-kecil seperti benang, seperti akar padi (Oryza sativa). Ada juga yang berbentuk seperti tambang. Pada akar ini, cabang-cabang akar berstruktur kaku, keras, dan cukup besar. Contohnya akar tambang dapat ditemukan pada akar kelapa (Cocus nucifera. Selain itu, ada juga akar serabut dengan cabang hampir sebesar lenagn, masing-masing tidak banyak memiliki percabangan, misalnya pada akar pandan (Pandanus tectorius).
Pada umumnya akar tumbuh di dalam tanah dan menuju ke pusat bumi. Dlam kondisi tertentu sebagai bentuk adaptasinya terhadap lingkungan, beberapa jenis tumbuhan memiliki akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus (bermodifikasi) misalnya akar uadara, akar penggerek/penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar napas, akar tunjang, akar lutut , dan akar banir.
1.    Akar Udara (radix aereus) , akar uadara disebut juga akar gantung, yang keluar dari bagian-bagian di atas tanah. Biasanya menggantung ke udara dan tumbuh di atas tanah, bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar gantung dapat mencapai panjang samapi 30 m. Selama masih menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun udara dan air setelah mencapai tanah. Bila telah menembus tanah akar udara akar bersifat seperti akar biasa, yang menyerap air dan zat makanan dari tanah. Bagian yang ada diatas tanah seringkali berubah menjadi batang. Akar gantung dapat ditemukan pada anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) dan beringin (Ficus benjamina).
2.    Akar Penggerek (haustorium), akar penggerek disebut juga akar penghisap. Akar ini merupakan akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sabagai parasit. Akar ini berfungsi untuk menyerap air atau zat makanan dari inangnya. Akar penggerek dapat ditemukan pada benalu (Loranthus), yang berupa akar penggerek yang menembus kulit batang inangnya sampai ke bagian kayu.
3.    Akar Pelekat (radix adligans), merupakan akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbnuhan mamanjat. Akar pelekat berfungsi untuk menempel pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum), sirih (Piper betle) dan arisema (Arisaema sp.).
4.    Akar Pembelit (cirrhus radicalis), akar pembelit berfungsi untuk memanjat, tetapi dengan memeluk penunjangnya. Contoh akar pembelit dapat ditemukan pada panili (Vanilla planifolia).
5.    Akar Napas (pneumatophora), struktur ini memiliki cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas higga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini mempunyai banyak liang-liang atau celah-celah (pneumatophora) untuk masuknya udara yang diperlukan dalam pernapasan. Tumbuhan yang memiliki akar seperti ini biasanya hidup di tempat-tempat yang di dalam tanahnya sangat kekurangan oksigen, misalnya pada pohon-pohon perepat (Sonneratia sp.) dan kayu api (Avicennia sp.).
6.    Akar Tunjang, yaitu akar yang tumbuh dari bagian batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah. Tumbuhan yang mempunyai akar tunjang adalah tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut. Batang beserta akar-akar tunjang ini memberikan kesan seperti orang naik di atas engrang, sehingga sisebut juga akar engrang. Contoh akar tunjang dapat ditemukan pada pohon bakau (Rhizophora conjungata).
7.    Akar Lutut, yaitu akar yang lebih tepatnya jika dikatakan bagian akar tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang dibengkokkan. Sama seperti akar napas, akar ini berguna pula untuk kepentingan pernapasan pada tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut. Akar lutut yang berfungsi untuk membantu pernapasan tumbuhan dapat ditemukan pada pohon tanjang (Bruguiera parvifolia) dan pada pohon cypress (Cupressaceae).
8.    Akar Banir, yaitu akar yang memiliki struktur berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misalnya pada sukun (Artocarpus cummunis).
Untuk lebih jelasnya mengenai contoh modifikasi akar yang berupa gambar-gambar dari setiap modifikasi akar dapat dilihat pada buku Gembong halaman 97-99
Perbedaan dari akar pelekat dengan akar pembelit adalah sebagai berikut. Akar pelekat yaitu akar nya muncul dari buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja. Contohnya adalah tumbuhan sirih (Piper betle), lada (Piper nigrum) dan anggrek (Dendrobium sp.). Sedangkan pada akar pembelit sama seperti akar pelekat yang berfungsi untuk memenjat tetapi bedanya kalau akar pelekat fungsinya untuk memanjat tetapi tanpa memeluk penunjanganya, sedangkan akar pembelit untuk memanjat tetapi dengan memeluk penunjangnya. Contoh akar pembelit dapat ditemukan pada panili (Vanilla planifolia).
Pada sebagian besar spesies tumbuhan, perkecambahan biji dimulai dengan munculnya radikula (akar lembaga). Pada perkembangan akar tunggang pada tumbuhan dikotil dan akar serabut pada tumbuhan monokotil, perkembangan akar nya dimulai dari proses imbibisi yaitu masuknya air ke dalam biji dan enzim dalam biji diaktifkan. Dengan masuknya air, biji akan berkembang dan kulitnya pecah. Kemudian akan muncul akar lembaga (radikula). Adapun perbedaan dari perkembangan akar tunggang dan akar serabut yaitu :
a.    Pada perkembangan akar tunggang pada tumbuhan dikotil, misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang mengalaimi proses perkecambahan epigeal yaitu pada perkecambahan secara epigeal, terjadi pembentangan ruas batang di bawah hipokotil (daun lembaga) sehingga hipokotil dan kotiledon terangkat ke atas tanah.  Akar lembaga yang terus tumbuh sehingga membentuk akar yang disebut akar tunggang, sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar yang dapat dibedakan antara akar pokok dengan cabang-cabangnya. Akar ini berasal dari perkembangan akar primer biji yang berkecambah.
b.    Pada perkembangan akar serabut pada tumbuhan monokotil, misalnya pada jagung (Zea mays) yang mengalami proses perkecambahan hipogeal yaitu perkecambahan yang terjadi di bawah tanah. Perkecambah dimulai dengan pembentangan ruas batang ke atas (epikotil) yang menyebabkan daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah sedangkan hipokotil dan kotiledon tetap di dalam tanah. Akar serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang sebanyak banyaknya, cabang tidak menjadi besar, dan akar primer selanjutnya mengecil atau mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar yang memiliki ukuran hampir sama, bentuknya mirip benang-benang sehingga membentuk akar serabut.

   VII.     PENUTUP
7.1    Kesimpulan
1.    Mempelajari sistem akar tunggang pada tumbuhan dikotil dan sistem akar serabut pada tumbuhan monokotil
Jadi, dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada praktikum kegiatan 1 bahwa sistem akar tunggang pada tumbuhan dikotil yaitu membentuk sistem akar tunggang sedangkan pada sistem akar monokotil membentuk sistem akar serabut.
2.    Mempelajari berbagai struktur akar yang telah mengalami modifikasi karena mempunyai fungsi khusus
Jadi, dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada praktikum kegiatan 2 bahwa beberapa tumbuhan mengalami modifikasi akar seperti akar udara/akar gantung, akar penggerek/akar penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar napas, akar tunjang, akar lutut dan akar banir.
3.    Mempelajari perkembangan sistem akar tunggang pada tumbuhan dikotil dan sistem akar serabut pada tumbuhan monokotil
Jadi, dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada praktikum kegiatan 3 bahwa perkembangan pada sistem akar tunggang (dikotil) dan sistem akar serabut (monokotil) dimulai dari proses perkecambahan dari biji, setelah itu muncul akar lembaga dan kemudian menjadi akar primer. Dari akar lembaga yang terus tumbuh nantinya akan membentuk akar primer/akar pokok yang disebut akar tunggang, sedangkan akar lembaga yang tidak tumbuh lagi, nantinya akan digantikan dengan akar lain yang bukan dari percabangan akar primer/akar pokoknya yang keluar secara bersamaan dari pangkal batang yang disebut sebagai akar serabut.
7.2  Saran
Untuk para praktikan agar dapat lebih teliti dan bersikap tenang    pada saat melakukan praktikum serta harus lebih menguasai dan memahami teori sebelum praktikum dimulai.

0 komentar:

Posting Komentar