Selasa, 14 Maret 2017

Makalah Electric Bell



MAKALAH
FISIKA DASAR
“ELECTRIC BELL”





Disusun Oleh:
1.       Ifa Dwi Pramaisari               (160210103046)
2.       Tania Puji Anggraini            (160210103048)
3.       Ayu Fardany Pramesty         (160210103075)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

1.        JUDUL
Electric Bell

2.        TUJUAN
2.1  Untuk mengaplikasikan penggunaan energi listrik menjadi energi suara dengan menggunakan prinsip elektromagnetik.

3.        ALAT DAN BAHAN
3.1    Alat
1.     
Tang
Berfungsi untuk mengencangkan baut.
2.     
Obeng
Berfungsi untuk mengencangkan baut.
3.               
Mistar
Berfungsi untuk menggambar tempat susunan baterai pada papan.
4.     
Gunting
Berfungsi untuk memotong karet pelapis kabel dan memotong lakban.
5.      Solder beserta kawat timah
Berfungsi untuk melubangi papan dan lubang tersebut digunakan sebagai tempat baut. Serta untuk melekatkan bagian ring soket arus dengan ring soket arus yang lain.
6.   
Spidol
Berfungsi untuk menandai tempat komponen-komponen penyusun alat bel listrik yang akan dipasang agar mudah dalam merangkai.

3.2    Bahan
1.     
Baut yang telah dililit kabel (soket penjepit kabel)
Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari baterai ke kumparan.
2.      Tangkai pemukul bel

Berfungsi sebagai alat pemukul lonceng sehingga lonceng menghasilkan bunyi.
3.     
Baut kecil besarta baut penyetel, ring baut, baut penyetel, dan ring soket arus
Berfungsi untuk mengencangkan komponen-komponen penyusun rangkaian bel listrik.
4.      Lilitan kawat email (Kumparan)
Berfungsi sebagai penghantar arus listrik serta lilitan email berfungsi untuk mengubah logam yang dililiti menjadi magnet setelah dialiri arus listrik.
5.     
Kepingan logam
Berfungsi untuk melekatkan tangkai pemukul lonceng dengan kumparan.
6.     
Empat buah baterai besar
Berfungsi sebagai sumber arus listrik.
7.     
Logam genderang (Bel)

Berfungsi sebagai logam yang mampu menghasilkan bunyi ketika dipukul.
8.   
Papan ujian yang telah dipotong dengan ukuran 40 cm x 30 cm

Berfungsi sebagai tempat merangkai alat bel listrik.
9.   
Dua potong kabel sama panjang

Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik.
10. 
Lakban

Berfungsi untuk merekatkan antara baterai satu dengan baterai lainnya.


4.      CARA KERJA
1.      Siapkan beberapa baut yang diperlukan, kumparan (lilitan kawat email), kabel, dan komponen-komponen seperti tangkai pemukul lonceng beserta loncengnya (bel).
2.      Siapkan empat buah baterai besar. Kemudian pasang baterai secara berjajar dengan memperhatikan kutub positif bertemu dengan kutub negatif. Agar antara satu baterai dengan baterai lainnya tersambung erat, balutlah susunan baterai dengan lakban.
3.      Lilitkan kabel yang telah dipotong menjadi dua bagian sama panjang pada masing-masing baut, yaitu pada baut yang dilapisi dengan soket penjepit kabel. Kabel yang digunakan berwarna merah untuk kutub positif dan baut berwarna hitam kutub negatif.
4.      Siapkan papan ujian yang telah dipotong berukuran 40 cm x 30 cm. Lubangi papan dengan menggunakan solder menjadi beberapa lubang sebagai tempat memasang baut dan juga menyolder beberapa ring soket arus untuk menempelkan kawat email ke ring soket arus.
5.      Pasang kedua baut yang telah dililitkan kabel pada papan ujian. Kencangkan dengan memasang baut.
6.      Pasang kumparan (lilitan kawat email) pada papan ujian. Kencangkan dengan memasang baut. Sambungkan kawat email tersebut yang terdapat pada kumparan dengan baut berwarna hitam.
7.      Pasang tangkai pemukul lonceng di sebelah sisi kiri kumparan berdekatan dengan logam kumparan. Sehingga bagian tangkai pemukul lonceng bersentuhan dengan logam kumparan. Kencangkan dengan memasang baut. Gunakan alat bantu tang untuk mengencangkannya.
8.      Pasang sebuah kepingan logam tembaga didekat tangkai pemukul hingga bersentuhan dengan tangkai pemukul. Kencangkan dengan memasang baut.
9.      Pasang lonceng pada papan ujian. Kencangkan dengan memasang baut. Rapatkan dengan alat bantu tang.
10.  Pasang susunan baterai pada papan yang telah dipotong dengan ukuran 40 cm x 30 cm.
11.  Tempelkan ujung kabel dari masing-masing baut. Tempelkan baut berwarna hitam dengan kutub negatif baterai dan baut berwarna merah dengan kutub positif baterai. Maka lonceng dapat berbunyi.

5.      ANALISA DAN PEMBAHASAN
Gaya magnetmerupakan sebuah fenomena kemagnetan adalah gaya yang di hasilkan oleh muatan listrik dalam suatu bahan. Untuk menghasilkan medan magnet yang terpusat dapat di hasilkan oleh elektromagnet. Dan hubungan antara medan magnet dan dan arus listrik disebut dengan elektromagnetisme (Giancoli, 2001 : 422).
Elektromagnetismedigunakanpadabanyakaplikasipraktisdari motor dan generator sampaimenghasilkanmedan magnet besaruntukriset. Bel listrik adalah suatu alat yang mampu menghasilkan suara dari adanya perubahan energi listrik menjadi magnet (yang nantinya menimbulkan energi gerak yang berfungsi sebagai sumber pelaku timbulnya suara). Bel listrik yang dibuat dalam percobaan ini, memiliki dua bagian utama yaitu; sebuah besi yang dililiti kumparan, dan sebuah sumber bunyi (digunakan bel/lonceng sepeda). Ketika arus listrik dialirkan pada kumparan, maka besi akan bersifat magnet sehingga dapat menarik sebuah besi lain (pemukul), dan pemukul tersebut akan memukul bel sehingga terjadilah bunyi.
Dengan adanya prinsip diatas maka dapat dikembangkan  dalam pembuatan bel listrik.  Dalam pembuatan bel listrik ini, memamfaatkan arus listrik untuk diubah menjadi medan magnet sehingga akan menghasilkan getaran. Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu pembuatan magnet sementara dengan cara dialiri arus listrik.Ketika rangkaian  di hubungkan dengan sumber, maka arus listrik mengalir dari sumber menuju solenoida yang berisi inti besi maka;
1.      Berdasarkan prinsip elektromagnetik maka ketika solenoida yangberisi inti besi dialiri arus listik, inti besi akan berubah menjadi magnet sementara sehingga pemukul berosilasi dan memukul piringan.
2.      Karena adanya kawat tunggal berosilasi maka gerakan pemukul bergerak secara periodik dan menimbulkan bunyi bel.
Magnet induksi yang dihasilkan sangat bergantung pada kuat arus (I), dan juga jumlah lilitan (N). Beberapa faktor yang juga mempengaruhi kuat medan magnet yang dihasilkan adalah jenis kawat yang digunakan sebagai solenoida dan bahan logam yang dililitkan kumparan (Resnick, 1990 : 541).
Induksi magnet adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang mengalir dalam konduktor. Hubungan antara sifat listrik dan sifat magnet pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan fisika bernama Hans Christian Oersted (Denmark, 1774 – 1851). Oersted menemukan bahwa ketika kompas diletakkan dekat dengan kawat penghantar (kawat berarus listrik), jarum kompas tiba-tiba menyimpang dari arah semula. Sementara, jarum kompas dapat menyimpang apabila berada dalam medan magnet. Oersted menyimpulkan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnetik.
Medan magnetik yang dihasilkan arus listrik ini disebut medan magnet induksi. Orientasi arah medan magnetik pada kawat berarus listrik adalah mengikuti kaidah tangan kanan.  Medan magnet di sekitar arus listrik ini lebih dikenal dengan sebutan induksi magnet. Pertama kali besar induksi magnet diselidiki oleh Biot dan Savart sehingga persamaan matematis yang menyatakan induksi magnet disebut dengan Hukum Biot Savart. Dari pengamatan kedua orang tersebut diperoleh kesimpulan bahwa besarnya induksi magnet pada suatu titik yang ditimbulkan oleh penghantar berarus listrik adalah :
a.       Sebanding dengan arus listrik.
b.      Sebanding dengan panjang elemen kawat penghantar.
c.       Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik tersebut terhadap elemen kawat  penghantar.
d.      Sebanding dengan sinus sudut antara arah arus dengan garis penghubung elemen kawat ke titik yang bersangkutan (Giancoli. 2001 : 428).
Solenoida adalah kumparan penghantar berbentuk memanjang. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai pada travo, sepul, antena radio, koil, sepeda motor, relay, dan sebagainya. Bila dalam solenoide dialirkan   arus   listrik, maka didalam  solenoida terjadi  medan  magnet yang arahnya dapat ditentukandengantangankanan (Soedojo, 1999: 210).
Hans Christian Oersted menyelidiki bahwa di sekitar kawat berarus terdapat medan magnet. Berdasarkan percobaannya diperoleh bahwa di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet dan arah medan magnetik bergantung pada arah arus listrik yang melalui kawat, Untuk melihat model percobaan ini dilihat bagian kerja ilmiah,  maka diadakan eksperimen listrik magnet 1. Arah medan magnetik B dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan (Tipler, 2001:258).
Gambar 5.1 Rangkaian Electric Bell

Perangkaian alat bel listrik dilakukan sedemikian hingga menjadi bel listrik yang dapat dioperasikan. Prinsip kerja bel listrik adalah sebagai berikut. Ketika ujung kabel dari baut berwarna merah ditempelkan pada kutub positif baterai dan ujung kabel dari baut berwarna hitam ditempelkan pada kutub negatif baterai, maka rangkaian akan menjadi rangkaian tertutup. Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang dapat mengalirkan arus listrik. Dengan rangkaian yang sebelumnya telah dihubungkan ke sumber arus listrik (baterai), maka arus listrik akan mengalir dari sumber listrik menuju ke interuptor (baut) melalui lilitan ujung kabel. Kemudian, arus dilanjutkan menuju ke kumparan (logam yang dililiti kawat timah). Adanya arus listrik yang mengalir melalui kumparan mengakibatkan logam berubah menjadi magnet danmenarik tangkai pemukul lonceng. Akibatnya,tangkai pemukul lonceng akan bergerak memukul lonceng berulang kali selama masih dialiri arus listrik. Ketika ujung kabel dilepaskan pada masing-masing kutub baterai, maka rangkaian berubah menjadi rangkaian terbuka. Sehingga, arus listrik tidak dapat mengalir dan lonceng pun akan berhenti berbunyi.

6.      KESIMPULAN
Prinsip kerja bel listrik menggunakan prinsip elektromagnetik, yaitu berubahnya sifat logam menjadi magnet karena suatu aliran arus listrik. Aliran listrik yang mengalir pada rangkaian bel listrik merupakan arus DC (searah). Sehingga, arus listrik dapat mengalir pada setiap komponen melalui lilitan kawat timah dan lempengan logam yang saling bersambungan. Logam yang berubah sifat menjadi magnet akan menarik tangkai pemukul lonceng, sehingga tangkai pemukul lonceng dapat bergerak memukul lonceng berulang kali dan menghasilkan bunyi secara terus-menerus.


DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Duglas C. 2001.Fisika edisi kelima jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Resnick, Halliday. 1990. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika jilid 2. Jakarta : Erlangga.

0 komentar:

Posting Komentar